Kamis, 31 Desember 2015

Lima Hal yang Mewajibkan Anda Mandi Junub

Mandi Junub merupakan kegiatan membersihkan diri dari hadas besar. Tujuannya adalah untuk mensucikan tubuh agar dapat melakukan ibadah wajib. Bagi muslim yang sudah beranjak dewasa, bersuci dari hadas besar dengan mandi junub adalah sebuah kaharusan. 

Tidak hanya perintah agama, mandi wajib ini ternyata berkhasiat medis. Usai mengalami hal-hal yang menyebabkan mandi wajib, biasanya tubuh akan terasa lelah dan tidak bugar. Dengan siraman air merata ke seluruh tubuh maka akan membuat badan kembali segar jalani aktivitas.

Ibadah yang satu ini memiliki niat tersendiri, namun tidak semua kegiatan mandi digolongan mandi junub. Ini hanya dilakukan jika seseorang melakukan lima hal berikut. Apa saja hal-hal yang mewajibkan mandi junub? Berikut ringkasannya.

1. Keluar Mani
Baik sengaja atau tidak, keluar mani mengharuskan seseorang wajib mandi junub. Demikian juga jika mani keluar baik dalam keadaan tidur ataupun terjaga, maka orang tersebut tetap harus mandi junub. Rasulullah SAW daalam sebuah riwayat bersabda, dari Ali bin Abi Thalib ra. Bahwa Rasulullah SAW bersabda,”Bila air mani memancar, maka mandilah”. HR. Abu Duad.

Sementara itu jika keluar mani karena syahwat lewat mimpi namun tidak ada tanda bekas mani maka seseorang tidak wajib mandi junub. Yang wajib adalah ketika ada bekas air maninya. Karena yang menentukan adalah keluar tidaknya air mani, bukan mimpinya

2. Setelah Berhubungan Suami Istri
Setelah berhubungan suami istri maka keduanya harus mandi wajib. Meskipun tidak keluar air mani, namun pasangan suami istri tetap diwajibkan untuk mandi junub. Hal ini sesuai dengan hadist nabi yang artinya “Bila dua kelamin bertemu maka telah wajib mandi.”

3. Setelah Haid atau Nifas
Haid merupakan siklus bulanan yang dialami wanita yang sudah dewasa. Dalam rentan waktu saat haid maka wanita tidak boleh melakukan ibadah wajib seperti salat atau berpuasa. Setelah haid nya selesai, barulah diperbolehkan lagi menjalankan ibadah, namun dengan syarat mandi wajib terlebih dahulu.

Demikian juga ketika nifas, yakni keluar dari rahim yang disebabkan melahirkan atau setelah melahirkan. Biasanya ini dialami wanita selama 40 hari setelah melahirkan. Sama halnya saat haid, saat nifas pun wanita dilarang beribadah wajib. Namun harus terlebih dahulu mandi wajib.

4. Ketika Masuk Islam Menjadi Muallaf
Seorang muallaf dan baru masuk Islam maka wajib baginya mandi janabah atau junub. Hal itu didasarkan pada apa yang dilakukan oleh Rasulullah SAW ketika Tsumamah al-Hanafi masuk Islam. Dia diperintahkan untuk mandi dan shalat dua rakaat. Saat itu beliau bersabda,”Masuk islamnya saudaramu itu sangat baik.”

5. Meninggal

Ketika meninggal makan seorang wajib harus dimandikan sebelum dikafani dan dikuburkan. Namun yang dimaksudkan dimandikan disini adalah dimandikan oleh sesama muslim lain, karena mayat tidak mungkin mandi sendiri.

Mudahnya Bangun Tahajud dengan Delapan Cara Ini

Salat tahajud merupakan shalat sunnah yang dikerjakan pada malam hari, tepatnya setelah orang tersebut bangun dari tidur. Waktu yang paling mustajab untuk melaksanakan shalat tahajud adalah sepertiga malam. Di saat inilah malaikat turun ke bumi dan Allah mengabulkan setiap doa hamba-Nya.

Namun yang menjadi permasalahan adalah banyak orang yang sulit terbangun pada waktu tersebut. Kesibukan di siang hari membuat mereka terlelap dalam tidurnya dan terbangun ketika matahari sudah terbit.

Hal ini tentu saja menyelipkan penyesalan tersendiri karena tidak bisa melaksanakan salat tahajud di waktu sepertiga malam. Berikut ada beberapa cara agar mudah terbangun untuk melaksanakan shalat tahajud. Simak informasinya di bawah ini.

1. Niat yang Kuat
Cara pertama yang harus dilakukan agar bisa terbangun untuk melaksanakan shalat tahajud adalah menanamkan niat yang kuat di dalam hati. Dengan niat yang kuat ini menjadi bukti bahwa kita serius merasa sangat kecil di hadapan Allah SWT. Sehingga akan membuat kita menyadari bahwa ibadah ini harus dilaksanakan sebaik mungkin.

Orang yang memiliki niat yang kuat dalam melaksanakan shalat tahajud akan mengetahui bahwa di waktu sepertiga malam inilah Sang pemilik kehidupan turun dari Arsy Nya, ke langit paling rendah untuk mengabsen sendiri hamba Nya yang istiqomah.

Abdul Ghani Al-Maqdisi rahimahullah berkata, “Hadits-hadits tentang turunnya Allah ke langit dunia setiap hari telah mencapai derajat mutawatir dan (sanadnya) shahih. Maka wajib bagi kita untuk mengimaninya.

2. Tidur diawal Waktu
Selain niat yang kuat, agar mudah bangun untuk melaksanakan tahajud di waktu sepertiga malam kita juga harus tidur di awal waktu seperti yang sering dilakukan oleh nabi. Hal ini merupakan kebiasaan yang baik untuk melatih diri dan keluarga agar terbiasa bangun pagi juga.

Sahabat mulia Ibnu Abbas pernah bertutur: “Suatu ketika aku pernah bermalam dirumah bibiku Muimunah untuk melihat bagaimana shalatnya Rasulullah, beliau berbincang sejenak bersama istrinya, kemudian tidur”.(HR. Muslim: 763)

3. Melakukan Amalan Sebelum Tidur
Melakukan amalan sebelum tidur menjadi salah satu cara agar bisa mudah bangun pagi. Sebelum tidur, kita bisa melakukan amalan seperti menutup pintu, bejana, mematikan api, melantunkan dzikir sebelum tidur serta berbaring ke kanan.

Dari Jabir Bin Abdullah bahwasanya Rasulullah bersabda: “Matikanlah lampu-lampu diwaktu malam jika kalian hendak tidur, dan tu tuplah pintu-pintu, bejana serta makanan dan minuman kalian.(HR. Bukhari 6296 dan Muslim 2012)

4. Tidur Siang
Cara keempat agar mudah bangun sepertiga malam untuk melaksanakan shalat tahajud adalah tidur siang. Ketika ada waktu luang di siang hari, gunakanlah untuk tidur dari pada menonton televisi. Hal ini perlu dilakukan agar ada energi yang tersimpan untuk melaksanakan shalat tahajud di malam harinya.

5. Tidak Makan Terlalu Kenyang
Cara lainnya yakni tidak makan terlalu kenyang.Hal tersebut dikarenakan perut yang terlalu kenyang akan membuat hati dan tubuh malas dalam melakukan aktivitas terlebih lagi beribadah. Orang yang terlalu kenyang akan lebih memilih untuk kembali tidur dari pada melaksanakan shalat tahajud.

6. Mengajak Keluarga Shalat Tajahud Berjamaah
Mengajak keluarga shalat tahajud berjamaah menjadi salah satu solusi agar mudah terbangun di sepertiga malam. Dengan melakukan hal ini satu sama lainnya akan saling mengingatkan untuk melakukan ibadah.

Diriwayatkan dari Zaid bin Aslam rahimahullaah bahwa ‘Umar radhiyallaahu ‘anhu melakukan shalat malam dalam waktu yang cukup lama hingga di akhir malam beliau membangunkan keluarganya untuk melakukan shalat. Beliau berkata, “Shalatlah kalian! Shalatlah kalian!”

7. Konsisten
Konsisten dalam mengerjakan sesuatu termasuk ibadah menjadi salah satu cara agar mudah bangun untuk melaksanakan shalat tahajud. Sempatkanlah untuk membuat list harian yang ditempel di tempat yang sering dilewati atau dimasuki agar mudah mengontrol ibadah yang dilakukan.

8. Paksakan Tubuh untuk Melaksanakannya
Cara terakhir yang bisa dilakukan agar mudah bangun melaksanakan shalat tahajud adalah memaksa tubuh untuk melakukannya. Hal ini perlu dilakukan jika tujuh langkah di atas tidak mempan membuat kita bangun.

Kita harus menyadari bahwa kesulitan bangun dan menjalankan ibadah tahajud sebagian besar datangnya dari syaitan atau hawa nafsu manusiawi yang didekingi oleh iblis. Itulah menyebabkan kita harus memaksa tubuh agar mengusir rasa malas tersebut.

Demikianlah ulasan mengenai delapan cara agar mudah bangun untuk melaksanakan shalat tahajud. Tanamkan dalam hati bahwa melaksanakan shalat tahajud memiliki keutamaan yang sangat besar bagi manusia. Semoga Allah senantiasa meridhoi amalan yang kita lakukan.

Rabu, 30 Desember 2015

Inilah Keutamaan Memuliakan Anak Perempuan

Sebagian adat dan budaya di dunia masih banyak yang mengutamankan anak laki-laki dibanding anak perempuan. Bahkan ada yang beranggapan bahwa kelahiran anak perempuan merupkan sebuah tanda akan datangnya kesialan bagi keluarga. Sedangkan anak laki-laki, dianggap penerus yang akan menjadi kebanggaan.

Terkadang suami rela menceraikan istri yang tidak kunjung mendapat anak laki-laki. Sejak zaman jahiliyah, anak perempuan memang kerap kali mendapatkan diskriminasi, bahkan orang tua akan merasa terhina jika anaknya bukan laki-laki.

Sejatinya anak laki-laki dan perempuan adalah sama. Namun karena kecenderungan orang tua yang menyukai anak laki-laki, maka Islam pun memberi perhatian lebih terhadap hal ini. Allah SWT menjanjikan kebaikan kepada orang tua yang memuliakan anak perempuan. Seperti apa keutamaannya? Berikut ringkasannya.

Seperti diketahui bahwa pada masa jahiliyah kehidupan tidaklah seperti saat ini. Untuk jenis kelamin anak terlihat sangat sensitif sekali. Itulah mengapa Allah SWT melalui RasulNya menyampaikan kabar gembira terhadap mereka yang memuliakan anak perempuan.  Namun bukan berarti Islam mengabaikan kemuliaan anak laki-laki.

Allah SWT menggambarkan bagaimana zalimnya orang tua jaman jahiliyah dahulu kepada anak-anak perempuan mereka. Hal ini dijelaskan dalam surat An-Nahl: 58-59 yang artinya:

“Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar gembira dengan kelahiran anak perempuan, merah padamlah wajahnya dan dia sangat marah. Dia menyembunyikan diri dari orang banyak karena buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memelihara anak itu dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya hidup-hidup di dalam tanah? Ketahuilah, betapa buruknya apa yang mereka tetapkan itu.” (An-Nahl: 58-59)

Begitulah sedikit pedihnya kehidupan anak perempuan pada zaman jahiliyah, yang mungkin masih terjadi pada zaman kini. Tapi mungkin saja yang terjadi kini lebih lembut dan tidak ekstrem hingga mengubur anak perempuannya hidup-hidup. Misalnya tidak menyayangi anak perempuan, tidak memberikan penghidupan yang layak hingga dewasa, bahkan membuat anak perempuan berdandan seolah-olah anak laki-laki atau menceraikan istri yang tidak kunjung melahirkan anak laki-laki dan menikah dengan wanita lain dengan harapan mendapatkan anak lelaki.

Seperti dijelaskan diatas anak laki-laki dan perempuan sejatinya adalah sama. Namun Allah memberikan keutamaan bagi orangtua yang memuliakan anak-anak perempuannya. Hal ini karena memang kecenderungan orang tua yang menyukai anak laki-laki lebih besar.

Allah SWT menjanjikan akan menghalangi api neraka bagi orang tua yang memuliakan anak perempuannya. Hal ini seperti dijelaskan Hadis Riwayat Bukhari berikut ini.

“Barangsiapa yang diberi cobaan dengan anak perempuan kemudian ia berbuat baik pada mereka, maka mereka akan menjadi penghalang baginya dari api neraka,” (HR. Al-Bukhari no. 1418 dan Muslim no. 2629).

Rasulullah dalam hadits ‘Aisyah :

Al-Imam An-Nawawi menjelaskan bahwa Rasulullah SAW menyebutnya sebagai ibtila’ (cobaan), karena biasanya orang tidak menyukai keberadaan anak perempuan. (Syarh Shahih Muslim, 16/178)

Rasulullah SAW pun kembali mengatakan hal serupak ketika Aisyah menceritakan pertemuannya dengan seorang Ibu yang begitu menyayangi anak-anaknya. Seperti HR Muslim berikut ini.
 
‘Aisyah pernah mengatakan: Seorang wanita miskin datang kepadaku membawa dua anak perempuannya, maka aku memberinya tiga butir kurma. Kemudian dia memberi setiap anaknya masing-masing sebuah kurma dan satu buah lagi diangkat ke mulutnya untuk dimakan. Namun  kedua anak itu meminta kurma tersebut, maka si ibu pun membagi dua kurma yang semula hendak dimakannya untuk kedua anaknya. Hal itu sangat menakjubkanku sehingga aku ceritakan apa yang diperbuat wanita itu kepada Rasulullah. Beliau  berkata: “Sesungguhnya Allah telah menetapkan baginya surga dan membebaskannya dari neraka.” (HR. Muslim no. 2630).

Dalam riwayat lainnya Rasulullah juga menjelaskan bagaimana kondisi orang orang tua yang mencukupi kebutuhan anak perempuannya hingga dewasa. Pada hari kiamat nanti orang tua ini akan berada dekat dengan Rasulullah. Dalam riwayat dari Anas bin Malik, Rasulullah bersabda:

“Barangsiapa yang mencukupi kebutuhan dan mendidik dua anak perempuan hingga mereka dewasa, maka dia akan datang pada hari kiamat nanti dalam keadaan aku dan dia (seperti ini),” dan beliau mengumpulkan jari jemarinya. (HR. Muslim no. 2631).

Seorang sahabat Nabi, ‘Uqbah bin ‘Amir  pernah mendengar Rasulullah  bersabda:

“Barangsiapa yang memiliki tiga orang anak perempuan, lalu dia bersabar atas mereka, memberi mereka makan, minum, dan pakaian dari hartanya, maka mereka menjadi penghalang baginya dari api neraka kelak pada hari kiamat.” (Dikatakan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih Al-Adabil Mufrad no. 56: “Shahih”).

Lantas masihkah kita tetap menggerutu ketika tidak kunjung diberi rezeki anak laki-laki? Ketahuilah bahwa perempuan atau laki-laki adalah karunia yang diberikan oleh Allah SWT sehingga kita wajib mensyukurinya.

Wanita Dunia Lebih Baik dari Bidadari Surga Jika Melakukan Ini

Bidadari surga digambarkan sebagai wanita muda yang cantik jelita dengan kulit putih dan bola mata yang berwarna hitam. Dalam sabdanya Rasulullah SAW mengatakan jika satu saja bidadari turun ke bumi maka Ia akan menyinari langit dan bumi serta membawa aroma yang harum semerbak.

Para bidadari ini akan diperuntukan bagi suami mereka dari kalangan manusia di dunia yang shaleh kepada Allah SWT. Kecantikan mereka tidak pernah terlihat sebelumnya dan tidak pernah terpikirkan oleh manusia saat menjalani hidup di dunia.

Dengan gambaran demikian, pasti para bidadari tersebut tidak sebanding dengan wanita yang ada di dunia saat ini. Namun tahukah anda bahwa ternyata ada wanita di dunia yang lebih baik dibanding bidadari surga? Bahkan para bidadari akan begitu merasa cemburu jika wanita dunia melakukan ini? Amalan apakah itu? 

Ternyata amalan yang membuat wanita di dunia lebih baik dari bidadari surga dan membuat mereka cemburu adalah sikap sholehah yang selalu mereka jalankan setiap hari.

Rasulullah SAW menggambarkan dalam sebuah riwayat bahwa  wanita shalehah dengan bidadari surga layaknya baju bagian dalam dan baju bagian luar. Sebagaimana yang rasulullah ungkapkan dalam Hadist Riwayat Tabrani berikut ini.

“Wahai Rasulullah,apakah wanita dunia lebih baik dari bidadari surga?”

“Wanita dunia lebih baik dari pada Bidadari Surga, seperti perbedaan antara baju bagian luar dengan baju bagian dalam,” jawab Rasulullah.

Wahai Rasulullah, mengapa bisa begitu? Tanyaku penasaran.

Lalu Rasulullah menjawab, “Karena shalat mereka, shaum dan ibadah mereka kepada Allah. Kemudian Allah akan menjadikan kecantikan wajah mereka seperti sinar cahaya, kehalusan tubuh mereka seperti sutra, kulit mereka berwarna putih, pakaian mereka berwarna hijau, perhiasaan mereka berwarna kuning keemasan, ikat rambut mereka dari mutiara dan sisir kepala mereka dari emas.”

Lalu wanita-wanita yang hadir kala itu bertanya, “Apakah kami akan abadi dan tidak akan mati? Apakah kami akan selalu cantik jelita dan tidak pernah tua? Apakah kami akan hidup rukun damai dan tidak akan pernah dicerai selama-lamanya? Apakah kami akan senantiasa sejahtera dan tidak akan pernah sengsara selamanya?”

Beruntunglah bagi laki-laki yang di dunia kami menjadi istrinya dan dia menjadi suami kami.” (HR.At Thabrani)

Berbahagialah jika wanita-wanita termasuk istri anda menjalankan kehidupan di dunia dengan selalu memegang amanah Allah dengan menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Dan berlomba-lomba lah beribadah kepada Allah karena sejatinya kehidupan di dunia hanya sementara. Terkhusus wanita, update lah status dengan niat ibadah, berkata-katalah dengan niat ibadah, serta laksanakan semua ibadah wajib seperti shalat, puasa, dan membuat suami ridho.Tidak lupa, jagalah lisan dan kemaluan dari hal-hal tercela, maka hal itu telah cukup menjadikan kita sebagai wanita shalehah calon penghuni surga.

Inilah Tiga Keutamaan Berziarah ke Makam Rasulullah SAW

Nabi Muhammad SAW merupakan manusia dengan akhlak mulia yang telah menjadi penerang bagi alam semesta. Semasa hidupnya Ia berjuang untuk umat hingga pada akhirnya Islam berkembang ke seluruh dunia seperti sekarang ini.

Sebagai umatnya kita sudah seharusnya memberi penghormatan terhadap Rasulullah SAW. Selain shalawat, umat Islam  juga dianjurkan untuk berziarah ke makan Nabi akhir dan penutup ini.

Berdasarkan kesepakatan semua ulama mujtahidin, berziarah ke makan Nabi merupakan sunnah. Barang siapa melakukannya maka ia akan mendapatkan pahala yang sangat besar dari Allah SWT. Lantas apa saja keutamaan berziarah ke makan Rasulullah SAW ini? Berikut ringkasannya.

1. Mendapat Syafaat Rasulullah SAW
Bagi mereka yang beriman, tidak ada yang lebih dicintai selain Allah dan Rasul-Nya. Sehingga tidak heran jika kerinduan terhadap Rasulullah SAW begitu menyesakkan dada dan membuat orang-orang beriman ingin berziarah ke makamnya. Dan ketahuilah bahwa salah satu faedah ketika berhasil mengunjungi makan Rasulullah adalah akan mendapat syafaat dari sang Nabi kecintaan Allah ini. Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Barang siapa yang berziarah ke kuburku maka wajib baginya mendapat syafaatku”. (HR ad Daruquthni, dan di anggap kuat oleh al al Hafidz Abdul Haq al Isybili dan al Hafidz Taqiyuddin as Subki dan al Hafidz as Suyuthi dan lainnya)

Rasulullah SAW juga menjelaskan dalam lain yang artinya: “Barang siapa yang datang kepadaku untuk menziarahiku, tidak ada keperluan lain kecuali hanya menziarahiku maka saya pasti akan menjadi pensyafaat bagi dia pada hari kiamat. (Diriwayatkan oleh at Thabarani dan dishahihkan oleh al Hafidz Said ibn As Sakan).

Tahukah anda apa yang paling dibutuhkan manusia ketika hari kiamat kelak? Disaat matahari hanya berjarak sejengkal, disaat tidak ada minuman yang bisa diteguk, disaat tubuh kepanasan menunggu antrean hisab. Ya, kita sangat membutuhkan syafaat Nabi Muhammad SAW yang selalu menyayangi umatnya.

2. Mendapatkan Ampunan Allah
Allah juga menjanjikan ampunan bagi mereka yang datang dengan niat berziarah ke makam Rasullah. Karena selalui taubat yang dipanjatkan oleh peziarah, ternyata Rasulullah SAW juga akan memohon ampun atas diri peziarah kepada Allah. Seperti yang dijelaskan dalan Q.S An Nisa:64 yang artinya:

“Jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan rasulpun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang”. (Q.S an Nisa’:64)

Ahli tafsir mengungkapkan bahwa ayat di atas menjelaskan bahwa jika seseorang melakukan perbuatan dosa lantas mereka berziarah ke makam Rasulullah dan bertaubat meminta ampunan kepada Allah, maka Rasul pun akan meminta ampun untuknya. Ayat di atas bersifat umum, baik ketika Rasulullah masih hidup atau setelah meninggal dunia dengan cara berziarah ke makam beliau.

3. Mendapatkan Berkah Rasulullah
Nabi Muhammad adalah Nabi yang paling mulia. Ia lebih mulia dibanding malaikat, kabbah serta lebih mulia dari seluruh amal saleh yang kita perbuat. Maka semua perbuatan yang berkaitan dengan beliau adalah sebuah keberkahan. Termasuk dengan mengunjungi makamnya untuk berziarah. Karena itu para sahabat dan para ulama salaf sejak dahulu selalu menyempatkan diri untuk berziarah ke makam Rasulullah untuk bertabarruk dengan beliau.

Diriwayatkan oleh Ahmad dalam musnadnya dan at Thabarani dalam al Mu’jam al Kabir dan al Ausath dari sahabat Abu Ayub al Anshari, pada suatu hari Ia datang untuk berziarah ke makam Rasulullah. Karena begitu rindu terhadap Rasul Ia pun meletakkan mukanya di atas kubur

Pada saat itu  muncul Marwan, ia mengatakan: “Apakah kamu tahu yang sedang kamu kerjakan?”, Kemudian Abu Ayub menoleh padanya dan berkata: “Ya, aku datang pada Rasulullah dan aku tidak datang pada sebuah batu, Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alihi wasallam bersabda:

“Janganlah kalian menangisi agama ini jika dipegang oleh ahlinya, akan tetapi tangisilah agama ini jika agama ini dipegang oleh orang-orang yang bukan ahlinya”

Semoga sebelum jiwa terlepas dari raga, kita bisa mengunjungi makan Rasulullah SAW. Niatkan untuk melihat makam manusia paling mulia di alam semesta ini, agar kelak di hari kiamat kita dapat berkumpul dengan beliau.

Ternyata, Ini Penyakit Manusia yang Terus Ada Sejak Dulu Hingga Kini

Penyakit merupakan salah satu gangguan kesehatan yang dapat mengangguan sistem kerja tubuh. Dengan terganggunya sistem tubuh ini, maka akan membuat kinerja sehari-hari pun ikut terkena imbas. Orang yang sakit menjadi tidak maksimal dalam melakukan pekerjaannya.

Ternyata penyakit tidak hanya menjangkiti fisik saja, namun ada juga yang bisa menjangkiti hatinya. Seperti yang diketahui bahwa hati memiliki peranan sangat penting, sebab amalan apapun yang dilakukan badan tidak akan diterima tanpa peranan amalan hati.

Bahkan ada penyakit yang dialami oleh manusia tersebut sudah ada sejak zaman dahulu kala hingga saat ini. Karena penyakit ini, manusia yang mengidapnya tidak bisa masuk ke  dalam surga. Penyakit apakah yang dimaksud? Berikut informasi selengkapnya.

Penyakit yang menjangkiti umat manusia sejak dahulu hingga saat ini adalah dendam. Dendam merupakan penyakit jiwa yang paling sering diderita tanpa disadari oleh manusia. Ditandai dengan perasaan tidak senang atau sakit hati kepada orang lain.

Dalam sebuah hadisnya, Rasulullah mengingatkan, “Kelak akan menimpa umatku penyakit umat umat terdahulu, yaitu penyakit sombong, kufur nikmat, dan lupa daratan dalam memperoleh kenikmatan. Mereka berlomba mengumpulkan harta dan bermegah-megahan dengan harta. Mereka terjerumus dalam jurang kesenangan dunia, saling bermusuhan, dan saling iri, dengki, dan dendam sehingga mereka melakukan kezaliman (melampaui batas).” (HR Al-Hakim)

Perbedaan yang sering terjadi di antara manusia bisa jadi menimbulkan gesekan yang menyebabkan pertikaian atau konflik. Tidak jarang, bukan hanya luka fisik saja yang dialami, bahkan di antara mereka ada juga yang menyimpan rasa dendam.

Bahkan api dendam tersebut terus menyala hingga pertikaian tersebut usai. Mereka terus berfikir bagaimana cara melampiaskan atau membalas sakit hati yang dirasakan akibat dari pertikaian tersebut. Tidak jarang banyak manusia yang melakukan segala macam cara untuk melampiaskannya.

Sebenarnya, dendam merupakan salah satu sifat yang tidak boleh dilakukan di dalam Islam. Hal tersebut dikarenakan penyakit hati yang satu ini dapat merenggangkan tali silaturahmi. Bahkan orang yang masih menyimpan dendam tidak bisa dibukakan baginya pintu surga kecuali mereka sudah berdamai.

Rasulullah bersabda, “Pintu-pintu surga itu dibuka pada hari Senin dan Kamis, lalu diampunkanlah bagi setiap hamba yang tidak menyekutukan sesuatu dengan Allah, kecuali seseorang yang antara dirinya dan saudaranya itu ada rasa dendam, lalu dikatakanlah, ‘Nantikanlah dulu kedua orang ini sehingga keduanya berdamai kembali. Nantikanlah kedua orang ini sehingga keduanya berdamai kembali’.” (HR Muslim)

Itulah yang menyebabkan manusia seharusnya senantiasa membersihakan hati mereka dari penyakit dendam ini. Selain merugikan diri sendiri dan orang lain juga akan menyebabkan mereka tertahan masuk ke dalam surga di akhirat kelak.

Surga adalah “darussalam”, tempat yang aman, damai, sejahtera. Tidak ada dendam di hati para penghuninya. Seperti yang difirmankan Allah, “Dan Kami mencabut rasa dendam dari dalam dada mereka, di bawahnya mengalir sungai-sungai. Mereka berkata, ‘Segala puji bagi Allah yang telah menunjukkan kami ke (surga) ini. Kami tidak akan mendapat petunjuk sekiranya Allah tidak menunjukkan kami. Sesungguhnya rasul-rasul Tuhan kami telah datang membawa kebenaran.’ Diserukan kepada mereka, ‘Itulah surga yang telah diwariskan kepadamu karena apa yang telah kamu kerjakan’.” (QS al-A’raf [7]: 43)

Dalam ayat lain, Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya orang yang bertakwa itu berada dalam surga-surga (taman-taman) dan (di dekat) mata air (yang mengalir). (Allah berfirman), ‘Masuklah ke dalamnya dengan sejahtera dan aman.’ Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang ada dalam hati mereka: mereka merasa bersaudara, duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan.” (QS al-Hijr [15]: 45-47)

Dari ayat di atas, dapat disimpulkan bahwa surga tidak layak dihuni oleh orang-orang yang memiliki rasa dendam di dalam hatinya. Penyakit umat dari zaman dulu hingga sekarang ini bukanlah karakter seorang muslim sejati.

Demikianlah informasi mengenai penyakit umat dari zaman dulu hingga sekarang. Singkirkanlah rasa dendam, isilah hati dengan rasa maaf, cinta damai serta kasih sayang kepada sesama agar hidup menjadi lebih tenang dan jauh dari pertikaian. ***

Selasa, 29 Desember 2015

Inilah Ancaman Jika Menuda Bayar Hutang

Hutang merupakan salah satu alternatif untuk memenuhi kebutuhan saat mengalami  kekurangan finansial. Tidak hanya kepada sanak dan saudara, berhutang biasanya juga dilakukan kepada rentenir, pihak bank, dan perusahaan simpan pinjam lainnya. 

Saat kondisi terdesak ini, pertolongan orang lain dalam bentuk hutang ini memang sangat membantu. Namun tidak jarang orang yang berhutang menunda-nunda pembayarannya hingga lewat jatuh tempo, padahal mereka berkecukupan untuk membayarnya.

Bahkan terkadang, orang yang meminjamkannya lah yang harus berusaha keras menagih hak mereka. Ini merupakan sebuah bentuk tindakan kezaliman dan merugikan orang lain. Ancamannya pun tidak main-main dan membuat anda berpikir ulang untuk menunda bayar hutang. Seperti apa? Berikut ulasannya.

Untuk dapat diketahui bersama bahwa hutang akan selalu melekat pada diri seseorang meski orang tersebut sudah meninggal dunia. Inilah sebenarnya paling berbahaya, ketika seseorang menunda-nunda pembayaran hutangnya, mereka juga harus mengingat bahwa kematian bisa datang kapan saja. Jika nyawa sudah terlepas dari raga, sementara diri masih berhutang maka akan sangat susah untuk membayarnya.

“Barangsiapa yang mati dalam keadaan masih memiliki hutang satu dinar atau satu dirham, maka hutang tersebut akan dilunasi dengan kebaikannya (di hari kiamat nanti) karena di sana (di akhirat) tidak ada lagi dinar dan dirham.” (HR. Ibnu Majah no. 2414. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).

Hadist di atas ditujukan ketika hari kiamat nanti, sementara saat masih di alam Barzah menunggu hari kiamat akan lain lagi ceritanya. Dalam sebuah hadist dijelaskan bahwa orang yang masih berhutang dalam kondisi sudah meninggal, maka jiwanya akan terkatung-katung sampai ada keluarga yang melunasinya.

 “Jiwa seorang mukmin masih bergantung dengan hutangnya hingga dia melunasinya.” (HR. Tirmidzi no. 1078 dan Ibnu Majah no. 2413. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).

Bergantung dalam hadist di atas menurut Al ‘Iroqiy adalah tidak bisa dikatakan selamat atau sengsara sampai dilihat utangnya tersebut lunas atau kah tidak. Hal ini menjadi dorongan bagi ahli waris untuk segera melunasinya.

Ancaman ini adalah bagi orang yang memiliki harta namun tidak melunasinya, akan tetapi bagi mereka yang tidak memiliki harga, namun bertekad melunasi, maka Allah SWT akan memberikan pertolongan untuk memutihkan hutangnya tadi. Hal ini dijelaskan  dalam beberapa hadits.

“Allah akan bersama (memberi pertolongan pada) orang yang berhutang (yang ingin melunasi hutangnya) sampai dia melunasi hutang tersebut selama hutang tersebut bukanlah sesuatu yang dilarang oleh Allah.” (HR. Ibnu Majah no. 2400. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).

Dalam riwayat lain juga dijelaskan bahwa orang-orang yang berhutang namun berniat tidak melunasinya akan digolongkan dalam kategori golongan pencuri di akhirat kelak. Mereka akan mendapatkan hukuman layaknya hukuman yang akan didapatkan para pencuri.

“Siapa saja yang berhutang lalu berniat tidak mau melunasinya, maka dia akan bertemu Allah (pada hari kiamat) dalam status sebagai pencuri.” (HR. Ibnu Majah no. 2410. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih). Al Munawi mengatakan, “Orang seperti ini akan dikumpulkan bersama golongan pencuri dan akan diberi balasan sebagaimana mereka.” (Faidul Qodir, 3/181)

Semoga kita senantiasa menjai Hamba yang takut untuk menunda-nunda membayar hutang dan menjadi orang yang selalu berniat untuk segera melunasi hutang-hutang yang pernah dipinjam. Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Sesungguhnya yang paling di antara kalian adalah yang paling baik dalam membayar hutang.” (HR. Bukhari no. 2393)

Wallahu a’lam

Tindakan Suami-Istri yang Datangkan Pahala Besar

Sungguh bahagia pasangan yang sudah mengikat janji suci dalam mahligai pernikahan. Selain bernillai ibadah, Islam juga sangat menjunjung tinggi pahala bagi mereka yang sudah menikah. Terlebih lagi bagi mereka yang menjalani hubungan berlandaskan syariat.

Banyak hal yang dilakukan pasangan suami istri untuk mewujudkan keluarga yang senantiasa berada di jalan Allah. Mulai dari beribadah bersama, mendidik buah hati mereka menjadi anak yang beriman, dan lain sebagainya.

Namun ternyata, selain melaksanakan hal tersebut ada perbuatan-perbuatan sepele yang mungkin jarang dilakukan oleh suami dan istri namun memiliki keistimewaan di mata Allah SWT. Perbuatan seperti apakah itu? Berikut ulasan selengkapnya.

1. Saling Memandang
Hal sepele pertama yang ternyata memiliki nilai besar di mata Allah SWT adalah ketika suami dan istri saling memandang. Mungkin hal ini terkesan remeh dan sepele, sehingga banyak orang yang merasa tidak perlu untuk melakukannnya. Bahkan setelah menikah, mereka jadi kikuk untuk melakukan hal tersebut terhadap pasangannya. Rasulullah SAW bersabda:

“Sesungguhnya ketika seorang suami memperhatikan istrinya dan istrinya memperhatikan suaminya,” kata Nabi Saw. menjelaskan, “maka Allah memperhatikan mereka berdua dengan perhatian penuh rahmat.” (Diriwayatkan Maisarah bin Ali dari Ar-Rafi’ dari Abu Sa’id Al-Khudzri r.a.)

2. Bergenggaman Tangan
Mungkin banyak pasangan yang enggan untuk menggenggam satu sama lainn ketika berjalan ataupun berada di dalam rumah. Padahal jika diketahui, ada pahala luar biasa dari Allah SWT. Ternyata menggenggam tangan pasangan bisa menghapuskan dosa. Pernyataan ini sesuai dengan Sabda Rasulullah SAW.

“…Manakala suaminya merengkuh telapak tangannya (diremas-remas), maka berguguranlah dosa-dosa suami-istri itu dari sela-sela jari-jema-rinya.” (Diriwayatkan Maisarah bin Ali dari Ar-Rafi’ dari Abu Sa’id Al-Khudzri r.a.)

3. Membelai Istri
Selain menggenggam tangan satu sama lain, ternyata tindakan sepele yang mendatangkan pahala dari Allah SWT adalah membelai istri. Hal ini kerap kali dilakukan oleh Rasulullah SAW kepada istrinya. Beliau senantiasa memberikan hak istri yakni untuk diperhatikan dan dimanja dengan belaian kasih sayang.

“Rasululloh SAW biasa setiap hari tidak melupakan untuk mengunjungi kami (para istrinya) seorang demi seorang. Beliau menghampirinya dan membelainya, sekalipun tidak mencampurinya, sehingga sampai ke tempat istri yang tiba gilirannya, lalu bermalam di situ.” (HR. Abu Dawud)

4. Membantu Pekerjaan Istri di Rumah
Hal sepele selanjutnya yang mendatangkan pahala dari Allah SWT adalah dengan membantu pekerjaan istri di rumah. Mungkin banyak suami yang enggan dan gengsi melakukan tindakan ini karena menganggap semua itu merupakan kewajiban istri saja. Namun sebenarnya membantu pekerjaan istri di rumah itu merupakan salah satu sunah Rasulullah..

Al-Aswad bin Yazid bertanya kepada Aisyah, “Apa yang biasa dilakukan Nabi s.a.w. di dalam rumah?” Aisyah menjawab, “Beliau biasa membantu pekerjaan istrinya. Bila tiba waktu shalat, beliau pun keluar untuk mengerjakan shalat”. [H.R. Bukhari]

5. Bercanda Antar Pasutri dan Anak
Hal terakhir yang mendatangkan pahala dari Allah SWT namun dianggap sepele oleh pasangan suami istri adalah bercanda antar pasangan dan anak mereka. Mungkin ada orangtua yang selalu memang tampang sangar di depan pasangan masing-masing dan buah hatinya. Namun, mulai sekarang hindarilah hal tersebut dan tertawalah bersama karena hal ini tidak dihitung sebagai kesia-siaan.

”Segala sesuatu yang dijadikan permainan oleh anak Adam adalah bathil, kecuali tiga perkara, melepaskan panah dari busurnya, latihan berkuda, dan senda gurau (mula’abah) bersama keluarganya, karena itu adalah hak bagi mereka.” (HR. Ath-Thabrani dalam Al-Kabir , Silsilah As-Shahihah no. 309) (8/7).

Demikianlah ulasan mengenai perbuatan-perbuatan sepele suami istri yang mendatangkan pahala besar dari Allah SWT bahkan menjadi sunnah Rasulullah SAW. Setelah mengetahui hal ini mungkin akan banyak pasangan suami istri yang mempraktekkan di rumah agar rumah tangga mereka semakin harmonis.

Empat Keistimewaan di Balik Kalimat Istighfar

Istighfar merupakan kalimat pendek namun bermakna dalam bagi kehidupan manusia. Kalimat ini memiliki pengertian permohanan ampunan kepada Allah SWT atas segala dosa yang telah di lakukan baik sengaja ataupun tidak.

Manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang tidak pernah luput dari perbuatan dosa. Oleh sebab itu, untuk membersihkan dosa tersebut agar tidak melekat dalam hati salah satu caranya dengan bertaubat dan memperbanyak bacaan istighfar.

Bahkan Rasulullah SAW juga kerap kali membaca istighfar setiap harinya. Hal tersebut disebabkan karena banyaknya keistimewaan yang dimiliki oleh kalimat ini. Keistimewaan apakah yang dimaksud? Berikut informasi selengkapnya.
1. Istighfar Cermin Kesadaran Diri Orang-orang yang Bertakwa
Keistimewaan pertama dari kalimat istighfar ternyata kalimat pendek yang satu ini merupakan cerminan kesadaran diri dari orang-orang yang bertakwa. Sebab ketika orang yang bertakwa melakukan sebuah kesalahan atau dosa sekecil apapun maka ia akan langsung mengingat dan memohon ampun kepada Allah SWT.

Allah Ta’ala berfirman yang artinya: “Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah?” (QS Ali Imran: 135).

2. Istighfar Sumber Kekuatan Umat
Keistimewaan kalimat istighfar yang kedia yaitu ternyata kalimat ini merupakan sumber kekuatan umat. Bahkan kaum Nabi Hud yang dikenal memiliki kekuatan luar biasa pun masih diperintahkan oleh Nabi agar senantiasa melantunkan kalimat istighfar untuk menambah kekuatan yang mereka miliki. Allah SWT berfirman:

“Dan (dia berkata), ‘Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa’.” (QS Hud: 52).

Rasulullah SAW bahkan menegaskan dalam satu hadistnya bahwa eksistensi sebuah umat salah satunya ditentukan dengan kesadaran mereka untuk selalu beristighfar. Oleh sebab itu, menjadi sebuah kerugian apabila hamba Allah yang melakukan kesalahan namun ia tidak menyadari kesalahannya tersebut dan tidak beristighfar untuk memohon ampun kepada Allah.

3. Istighfar dapat Menolak Bencana dan Sarana Mendapatkan Berkah dari Allah 
Tidak hanya dijadikan cerminan kesadaran diri bagi umat yang bertakwa dan memberikan kekuatan bagi umat. Ternyata istighfar juga dapat menolak bencana dan bisa dijadikan sarana untuk mendapatkan keberkahan dan rahmat dari Allah SWT

Ketika menafsirkan surah al-Anfal: 33, “Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun.”

Ibnu Katsir menukil riwayat dari Imam Tirmidzi bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Allah telah menurunkan kepadaku dua pengaman atau penyelemat bagi umat dari azab dan bencana, yaitu keberadaanku dan istighfar. Maka ketika aku telah tiada, masih tersisa satu pengaman hingga hari kiamat, yaitu istigfar.” Bahkan, Ibnu Abbas menuturkan bahwa ungkapan istighfar meskipun keluar dari pelaku maksiat dapat mencegah dari beberapa kejahatan dan bahaya.

4. Istighfar Memudahkan Urusan Seseorang
Keistimewaan istighfar yang terakhir adalah rajin membaca kalimat ini akan memudahkan urusan seseorang. Memudahkan urusan di sini bisa dalam jalan mencari rezeki serta memelihara seseorang. Dalam konteks ini, Ibnu Katsir menafsirkan surah Hud: 52 dengan menukil hadis Rasulullah SAW yang bersabda, “Barang siapa yang mampu mulazamah atau kontinu dalam beristighfar, maka Allah akan menganugerahkan kebahagiaan dari setiap duka dan kesedihan yang menimpanya, memberi jalan keluar dari setiap kesempitan, dan memberi rezeki dengan cara yang tidak disangka-sangka.” (Ibnu Majah).

Demikianlah ulasan mengenai empat keistimewaan di balik kalimat istighfar. Setelah mengetahui keistimewaan luar biasa dari kalimat ini, maka semestinya sebagai umat muslim kita senantiasa mengingat Allah SWT dengan memperbanyak istighfar di kehidupan sehari-hari. Tujuannya adalah agar Allah senantiasa mempermudah urusan di dunia dan akhirat kelak.

Inilah Tiga Kebiasaan yang Dapat Membawa Penyakit

Agama Islam mengatur seluruh aspek kehidupan para penganutnya. Urusan kesehatan juga tidak luput dari kajian agama yang dibawa Nabi Muhammad SAW ini. Bahkan setiap amalan yang diperintahkan, memiliki tujuan medis  menjaga kesehatan manusia. 

Sebaliknya, sesuatu yang dilarang sebenarnya juga demi menjaga diri manusia itu sendiri. Jika dikaji dengan penelitian ilmiah dan medis, tampak bahwa Allah SWT melarang manusia sebagai bentuk kasih sayang-Nya. Agar manusia selalu menjaga diri dan tidak menyakiti tubuhnya sendiri.

Namun manusia kerap mengabaikan hal-hal yang menjadi kebiasaan buruk yang dilarang agama. Padahal, tidak hanya penyakit fisik, kebiasaan-kebiasaan ini juga akan menimbulkan munculnya penyakit hati. Selain ancaman neraka, tiga kebiasaan ini juga akan  membawa penyakit. Apa saja, berikut ulasannya.

1. Banyak Bicara
Ada ungkapan yang mengatakan bahwa lidah yang tidak bertulang akan lebih tajam dari pada pedang. Ya, ungkapan demikian memang benar. Lihat saja, berapa banyak permusuhan yang terjadi karena ucapan yang dikeluarkan oleh lidah. Lihat saja banyaknya peperangan yang terjadi hanya karena lisan. Banyak bicara merupakan sikap berlebihan yang paling banyak terjadi dan paling besar pengaruhnya.

Dari Abu Hurairah RÃ¥dhiyallÃ¥hu ‘anhu berkata, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaknya ia berkata yang baik atau diam.” [HR. Al-Bukhari dalam al-Adab hadits (6018) dan Muslim hadits (47).]

Nabi Muhammad SAW sangat kuatir umatnya terkena bahaya lidah, Ia selalu memperingatkan kita agar selalu menjaga hal itu.  Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda “Tidak ada yang melemparkan manusai ke neraka kecuali hasil yang dipetik dari lidah mereka.” [HR. Ibnu Majah dalam al-Fitan hadits (3973).

Abu Hatim bin Hibban Rahimahullah berkata: “Diantara kesalahan paling besar yang dapat merusak kesehatan jiwa dan merusak kebagusan hati, adalah banyak bicara walaupun perkataaan tersebut boleh dibicarakan. Seseorang tidak akan bisa memiliki sifat diam kecuali dengan meninggalkan perkataan yang boleh untuk dibicarakan.” [Raudhat al-‘Uqala’ wa nazhat al-Fudlala’, Ibnu Hibban hal. 48]

2. Banyak Tidur
Banyak tidur juga akan membawa penyakit. Rasulullah SAW juga mengajarkan umatnya agar tidur sesuai kebutuhan dan tidak berlebih-lebihan.

Hal ini ditegaskan Allah SWT QS Adz-Szariyat : 17-18 yang artinya: “Di dunia mereka sedikit sekali tidur di waktu malam. Dan selalu memohonkan ampunan di waktu pagi sebelum fajar.” (QS Adz-Szariyat : 17-18).

Ternyata hal ini sudah teruji dengan penelitian dari Profesor Jim Horne dari Sleep Research Centre di University of Loughborough. Ia mengatakan dalam penelitiannya bahwa tidur lama justru lebih dapat mempersingkat masa hidup. Studi ini dilakukan kepada lebih dari satu juta orang. Terbukti mereka yang tidur lebih banyak lebih cepat alami kematian dibanding mereka yang tidur sedikit.

“Hai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya), (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Qur’an itu dengan perlahan-lahan. Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang berat. Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyu’) dan bacaan di waktu itu lebih bereksan. Sesungguhnya kamu pada siang hari mempunyai urusan yang panjang (banyak).” (QS Al Muzzamil : 1-7)

3. Banyak Makan
Banyak makan juga bisa menyebabkan banyak penyakit. Manusia dianjurkan untuk tidak terlalu kenyang, namun hanya sekedar makan untuk menegakkan punggungnya Jika tidak bisa, maka makanlah sepertiganya untuk makanan, sepertiganya untuk minuman, dan sepertiganya untuk napasnya.

Rosululloh sholallohu alaihi wasallam bersabda: ”Orang yang paling banyak kenyang di dunia adalah yang paling lama lapar di akhirat.” (HR Al Bazzar).

Al Imam Ash Shon’ani rohimahullohu berkata: ”Hadist ini menunjukan atas tercelanya banyak makan dan kenyang karena menimbulkan berbagai penyakit dan memberatkan seseorang untuk melaksanakan hukum syar’i/ ibadah.”

Dalam segi medis banyak makan bisa menimbulkan berbagai jenis penyakit seperti kegemukan, kolesterol tinggi, mudah lupa atau pikun. Tidak sedikit manusia yang meninggal dunia akibat berlebihan mengkonsumsi makanan.

Demikian ulasan tentang Tiga Kebiasaan yang Dapat Membawa Penyakit. Semoga informasi ini dapat bermanfaat bagi pembaca setia dan terimakasih sudah berkunjung.***

Senin, 28 Desember 2015

Lima Wasiat Agung Rasulullah Kepada Umatnya

Nabi Muhammad SAW menjadi teladan sepanjang masa bagi seluruh umat Islam di dunia. Hal ini tentu tidak berlebihan sebab di dalam diri Rasul yang berjuluk “Kekasih Allah” ini tersimpan banyak keteladanan kebaikan yang bisa dilakukan untuk mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.

Tidak hanya mendapatkan keberkahan, teladan Rasulullah SAW tersebut juga berguna bagi kehidupan manusia di dunia. Beliau memiliki kepribadian yang sangat luar biasa mengangumkan dan penuh pesona.

Terlebih lagi, beliau adalah sosok yang senantiasa mengingat umat-umatnya agar mereka berada di jalan Allah SWT. Untuk itu, bahkan Rasulullah telah menyampaikan wasiat agung untuk umatnya. Apa sajakah isi wasiat tersebut? Berikut ulasan selengkapnya.

1. Jadilah Orang Yang Wara’
Wasiat Rasulullah yang pertama adalah mengingatkan umatnya untuk menjadi orang yang wara’. Wara’ sendiri merupakan sifat unggulan berupa menjaga kesucian diri dari segala hal yang tidak boleh atau dilarang dalam ajaran Islam. Apabila sebagai umatnya kita mengikuti wasiat ini, maka kita menjadi sebaik-baiknya ahli ibadah.

Selain memiliki arti menjaga kesucian diri, wara’ juga memiliki makna mengekang. Para ulama membagi sikap ini menjadi tiga tingkatan yakni, meninggalkan yang haram, menjauhi segala yang syubhat, dan meninggalkan perkara yang menjerumuskan dalam kesia-siaan dan mengantarkan pada keharaman.

2. Jadilah Orang Yang Qanaah
Selain berpesan agar kita menjadi kaum yang wara’, Rasulullah juga berwasiat agar umatnya menjadi insan yang qanaah. Qanaah sendiri memiliki makna yaitu merasa cukup dengan semua pemberian dari Allah SWT. Jika memiliki sifat qanaah, niscaya kita akan menjadi pribadi yang benar-benar bersyukur. Dengan bersyukur, maka Allah akan menambahkan nikmat bagi hamba-Nya. Namun, jika orang tersebut kufur maka ia akan merasa kurang dengan segala jenis nikmat dari Allah.

3. Berbaik Sangka Kepada Orang Lain
Berbaik sangka kepada orang lain juga menjadi salah satu wasiat agung yang diberikan oleh Rasulullah SAW kepada umatnya. Jika kita senantiasa menyukai sesuatu pada diri orang lain sebagaimana menyukai jika terdapat dalam diri kita, pastilah kita menjadi seorang mukmin yang sejati. Selain itu, berbaik sangka kepada orang lain akan bermanfaat bagi kehidupan sosialisasi di masyarakat.

4. Berbuat Baiklah Kepada Tetanggamu
Rasulullah SAW juga mengingatkan umatnya untuk senantiasa berbuat baik kepada tetangganya agar menjadi muslim yang sejati. Tetangga merupakan orang terdekat yang tinggal di sekitar rumah kita. saking utamanya tetanggga Jibril sering menyampaikan wahyu kepada Rasulullah terkait tetangga hingga Nabi mengira bahwa tetangga merupakan ahli waris.

Tetangga juga menjadi salah satu parameter baik atau tidaknya kemusliman seseorang; barang siapa yang beriman kepada Allah Ta’ala dan Hari Akhir, maka berbuat baiklah kepada tetangganya. Surga juga dijamin bagi seseorang yang tidak mengancam kenyamanan dan keamanan tetangga dengan lisan dan perbuatannya.

5. Sedikitkan Tertawa
Wasiat Rasulullah SAW yang terakhir adalah sedikit tertawa karena banyak tertawa dapat mematikan hati. Ada baiknya memperbanyak tersenyum dibanding tertawa, karena selain bernilai ibadah tersenyum juga bisa menghidupkan hati manusia.

Demikianlah ulasan mengenai lima wasiat agung kepada umatnya. Semoga kita menjadi hamba Allah yang senantiasa melaksakan wasiat tersebut. Senantiasa berbuat suatu hal yang mendatangkan keberkahan dari Allah SWT.

Tujuh Amalan Jariyah Pendatang Pahala Hingga Kiamat

Setiap orang yang beriman senantiasa mengerjakan amalan-amalan kebaikan agar kelak mereka bisa mendapat balasan surga di akhirat kelak. Tidak jarang di antara mereka yang mengumpulkan pahala dengan melakukan amal jariyah.

Amal jariyah sendiri diartikan sebagai amalan yang terus mengalir pahalanya walaupun orang yang melakukan amalan tersebut sudah tiada di dunia. Sebagian orang hanya mengetahui tiga perbuatan yang mendatangkan pahala yang tidak terputus, yakni sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, doa anak yang shaleh.

Namun ternyata, selain tiga amal tersebut ada tujuh amalan jariyah lagi yang harusnya diketahui oleh umat muslim. Apa sajakah amalan jariyah yang dimaksud? Berikut ini informasi selengkapnya.

Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya diantara amal kebaikan yang mendatangkan pahala setelah orang yang melakukannya wafat ialah ilmu yang disebarluaskannya, anak soleh yang ditinggalkannya, mushaf (kitab-kitab keagamaan) yang diwariskannya, masjid yang dibina, rumah yang dibina untuk penginapan orang yang sedang dalam perjalanan. sungai yang dialirkannya untuk kepentingan orang banyak, dan harta yang disedekahkannya “(HR. Ibnu Majah).

1. Ilmu yang Disebarluaskan
Amalan jariyah pertama yang pahalanya senantiasa mengalir adalah dengan menyebarluaskan ilmu. Tentu saja ilmu yang disebarkan ini haruslah ilmu pengetahuan yang bermanfaat. Penyebarluasannya sendiri bisa dilakukan melalui pendidikan formal, ataupun pendidikan tidak formal. Biasanya ilmu yang disebarkan melalui cara tidak formal dapat dilakukan saat perbincangan ilmiah, tazkirah di masjid, ceramah umum, kursus motivasi dan lain sebagainya. Selain berkomunikasi secara langsung, ilmu juga bisa disebarkan melalui tulisan di buku-buku, menulis kitab-kita agama, dan status yang bermanfaat di media sosial seperti facebook ataupun memberi informasi di blog.

2. Anak Soleh yang Ditinggalkan
Kewajiban sebagai orangtua adalah mendidik buah hati mereka dengan pengetahuan agama. Ada banyak manfaat jika orangtua memiliki anak yang shaleh. Mereka akan senantiasa berbuat kebaikan di dunia serta mendoakan kedua orangtuanya.

Menurut keterangan hadis di atas, kebaikan yang dilakukan oleh anak yang shaleh pahalanya akan sampai kepada orangtua yang mendidiknya sekalipun mereka telah tiada tanpa mengurangi pahala yang diperoleh si anak.  Selain itu, doa dari anak yang shaleh kepada orangtuanya mustajab di sisi Allah SWT.

3. Mushaf (Kitab-Kitab Agama) yang Diwariskannya
Amalan jariyah selanjutnya yaitu mewariskan mushaf atau kitab-kita agama. Adapun contoh kitab yang bisa diwariskan tersebut antara lain kita suci Al-Qur’an, kitab tafsir Al-Qur’am, atapun buku agama. Agar mendatangkan amal jariyah, kitab tersebut harus diserahkan kepada orang-orang yang memanfaatkannya untuk kebaikan dirinya sendiri dan oranglain. Selagi kitab-kitab tersebut digunakan sebagai bahan bacaan dan rujukan, maka pahala akan senantiasa mengalir bagi orang yang mewakafkannya.

4. Masjid yang Dibina
Selain mewariskan kitab atau buku, amalan jariyah juga dapat diperoleh dari masjid yang dibangun dan dibinanya semasa hidup termasuk juga mewakafkan tanah untuk membangun masjid. Perkara ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW yang artinya: “"Barangsiapa yang membangunkan sebuah masjid kerana Allah walau sekecil apa pun, maka Allah akan membangunkan untuknya sebuah rumah di syurga" (Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim).

Oleh sebab itu, orang yang membina masjid tersebut akan menerima pahala sebagaimana pahala yang diperoleh orang yang mengerjakan amalan kebaikan atau ibadah di masjid itu. Bahkan, tidak hanya pahala yang senantiasa mengalir baginya, namun Allah SWT juga akan membangunkan rumah baginya di surga kelak.

5. Rumah yang Dibina untuk Penginapan Orang yang Sedang dalam Perjalanan
Ternyata memiliki bisnis penginapan juga bisa mendatangkan pahala yang tiada putus-putusnya bagi mereka yang membangun. Terutama bagi mereka yang membangun rumah bagi musafir atau orang-orang yang melakukan perjalanan di jalan Allah.

Jika ada orang yang memanfaatkan penginapan tersebut, baik untuk beristirahat ataupun bermalam dan keperluan lainnya kecuali berbuat maksiat, maka akan mengalirlah pahala kepada orang yang menyediakan penginapan tersebut.

6. Sungai yang Dialirkannya untuk Kepentingan Orang Ramai
Sungai memang menjadi salah satu kebutuhan bagi banyak orang. Akan tetapi, pencemaran di sungai dan sulitnya mendatangkan air bersih pada akhirnya membuat sebagian orang berfikir untuk menggali sebuah sumur.

Tenyata, apabila seorang muslim mengalirkan atau berbagi air kepada mereka yang membutuhkan akan mendatangkan pahala baginya. Bahkan setelah orang tersebut meninggal dunia dan air itu tetap mengalir serta terjaga dari pencemaran dan bisa dimanfaatkan oleh orang lain, maka mengalir pula lah pahala bagi orang yang membuatnya.

Jika semakin banyak orang yang memanfaatkan air tersebut, maka akan semakin banyak pula pahala yang diperoleh di akhirat nanti. Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang membuat sebuah telaga / danau lalu airnya diminum oleh jin atau burung yang kehausan, maka Allah akan memberinya pahala kelak di hari kiamat." (Hadis Riwaya Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Majah).

7. Harta yang Disedekahkannya
Amal jariyah yang terakhir yaitu menyedekahkan sebagian hartanya. Namun, hal yang menjadi perhatian adalah sedekah tersebut harus diberikan secara ikhlas. Selain sedekah harta, juga bisa mewakafkan tanah untuk pembangunan sekolah pendidikan Islam, rumah yatim piatu, maahad tahfiz, tanah perkuburan dan lain sebagainya.

Selain tanah tersebut digunakan untuk kebaikan, maka pahalanya akan senantiasa mengalir pada orang yang memberikan tanah wakaf tersebut. Sedekah juga dapat dijadikan sebagai pemberi syafaat bagi yang mengerjakannya. Di dalam kubur kelak ia akan mendapatkan kesejukkan berkat sedekahnya serta terhindar dari panasnya kubur. Sedangkan di hari kiamat kelak, ia akan mendapatkan naungan dari sedekahnya tersebut.

Nabi SAW bersabda "Sesungguhnya sedekah itu benar-benar dapat memadamkan panasnya siksa kubur bagi pelakunya, sesungguhnya orang mukmin kelak di hari kiamat hanyalah bernaung dibawah naungan sedekahnya. (Hadis Riwayat Al-Tabrani).

Demikianlah ulasan mengenai tujuh amalan jariyah yang mendatangkan pahala hingga hari kiamat. Sebagai umat muslim, seharusnya kita senantiasa mengerjakan amalan-amalan tersebut. Selain agar mendapatkan pahala dari Allah SWT, juga akan mendatangkan manfaat bagi orang lain di dunia.

Beginilah Godaan Setan Saat Anda di Kamar Mandi

Kamar mandi tempat yang rutin kita datangi setiap hari. Bagaimana tidak, setiap hari manusia harus membersihkan badan agar kembali segar. Tidak bisa dipungkiri bahwa kamar mandi menjadi salah satu elemen penting dari sebuah bangunan rumah.

Namun tahukah anda bahwa ternyata ruangan ini merupakan salah satu tempat tinggal setan? Dalam sebuah hadist Rasulullah SAW menceritakan bahwa Iblis pernah meminta kepada Allah agar diberi tempat tinggal. Allah pun kemudian memilihkan kamar mandi sebagai rumah mereka.

Secara fitrah manusia memang tidak bisa melihat mereka, namun para setan yang menghuni kamar mandi dapat melihat kita dan melakukan bujuk rayunya. Tindakan ini mungkin kerap anda lakukan saat berada di kamar mandi. Ternyata beberapa diantaranya merupakan bentuk godaan setan. Seperti apa godaan tersebut? Berikut ulasannya.

Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW  menjelaskan bahwa Iblis ingin memiliki tempat tinggal, layaknya Adam as yang tinggal di bumi.

‘‘Ya Allah, adam dan keturunannya Engkau beri tempat tinggal di bumi, maka berilah pula aku tempat tinggal,’’ kata iblis.

Allah SWT berfirman; ‘‘Tempat tinggalmu adalah WC (kamar mandi atau jamban),’’ (HR. Bukhari).
Tentu saja Iblis tidak akan tinggal diam ketika kediamannya dimasuki oleh manusia yang menjadi target utama kesesatan mereka. Itulah kenapa anda diharuskan untuk membaca doa ketika akan masuk ke kamar mandi. Inilah hal-hal yang sering kita lakukan di kamar mandi namun ternyata adalah godaan setan.

1. Berlama-Lama di Dalam Kamar Mandi
Banyak diantara kita yang mungkin lama saat berada di kamar mandi. Ternyata, ini merupakan salah satu bentuk godaan yang dilakukan setan. Para ulama menyarankan agar kita cepat keluar dari kamar mandi karena tempat ini adalah basecampnya setan. Karena WC dan semisalnya merupakan tempat kotor yang dihuni oleh syetan, maka sepantasnya seorang hamba meminta perlindungan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala agar ia tidak ditimpa oleh kejelekan makhluk tersebut.

Namun yang mengherankan kini kamar mandi didesain sebagus mungkin dan membuat orang-orang betah berlama-lama berada di ruangan tersebut. Padahal tempat kotor, tempat membuang kotoran, tempat itulah tempat berkumpulnya setan.

2. Bernyanyi atau Berkata-Kata
Bernyanyi atau berkata-kata atau berbicara ternyata juga merupakan gangguan setan. Ternyata ulama sepakat jika kegiatan ini hukumnya adalah makruh atau perbuatan yang sebaiknya tidak dilakukan. Jika dibutuhkan tidak mengapa, jika tidak maka meninggalkannya lebih utama.

"Tidak boleh dua orang keluar menuju tempat buang hajat dalam keadaan membuka aurat sambil berbicara, karena Allah memurkai yang demikian itu." (HR. Abu Daud, Ahmad)

Tentu saja, sesuatu jika sudah dilarang agama, pasti setan akan mencari cara bagaimana agar manusia tetap melakukan dan melanggarnya.

3. Bermain-Main Air atau Sesuatu yang Lain
Tidak dipungkiri jika kita pasti sering melakukan ini. Dengan alasan agar tubuh bersih maksimal, maka seseorang akan berlama-lama di kamar mandinya. Ternyata ini adalah bentuk gangguan yang dilakukan setan. Selain itu, jika anda serinf saat berada di kamar mandi membawa hp atau ipod, maka berhentilah mulai sekarang, karena hal tersebut merupakan tipu daya setan.

4. Membiarkan Baju yang Kotor Tergantung Dalam Kamar Mandi
Bahkan menggantung baju kotor di kamar mandi tergolong tipu daya setan. Dengan baju kotor yang menumpuk, maka tidak jarang akan menimbulkan penyakit dan berkembangbiaknya bakteri-bakteri yang dapat mengganggu kesehatan tubuh.

Setan membuat kita menjadi malas memperhatikan kebersihan pakaian kita. Padahal hal-hal yang kotor sangat tidak disukai Allah SWT.  Namun itulah yang sangat diinginkan setan, jika kita menjalankannya artinya mereka sukses membujuk rayu kita.

5. Membuat Manusia Lupa Membaca Doa Ketika Masuk Kamar Mandi
Jika anda selama ini tidak pernah membaca doa ketika akan masuk ke kamar mandi, maka sebaiknya anda ubah kebiasaan tersebut. Karena sebenarnya hal itu merupakan salah satu godaan setan. Dengan tidak berdoa terlebih dahulu, maka setan akan mudah melakukan bujuk rayu, padahal dengan Bismillah pandangan setan akan tertutupi. Rasulullah SAW mengajarkan doa saat akan masuk ke kamar mandi, diriwayatkan dari Anas ra, dia berkata: Ketika masuk kamar kecil (WC) Rasulullah Saw membaca doa (yang artinya), “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari setan laki-laki dan setan perempuan”.

Dahulukan kaki kiri ketika hendak masuk kamar mandi dan dahulukan kaki kanan ketika hendak keluar. Dan jangan lupa bersuci.

6. Melakukan Wudhu Sambil Tidak Berpakaian
Ternyata berwudhu dengan tanpa selehai benang juga merupakan godaan yang dilakukan setan. Allah SWT menyukai hamba-Nya yang menutup aurat, sehingga setan akan senantiasa membuat manusia untuk melanggar apa yang disukai Allah tersebut.

7. Mencoret-Coret Dinding Mandi
Entah apa yang dipikirkan, sehingga tidak jarang baik di kamar mandi pribadi atau pun umum orang melakukan tindakan merusak keindahan. Ya ini merupakan gangguan setan yang selayaknya kita hindari. Mencorat coret dinding hanya akan membuat ruangan tersebut terlihat kotor. Inilah yang sangat disukai setan sehingga sudah seharusnya kita menjauhi tindakan tersebut.

8. Merencanakan Kejahatan
Pernahkah anda di dalam kamar mandi tiba-tiba mendapat ide yang anda anggap sebagai pemikiran yang brilian? Ya, tidak jarang ide-ide memang kerap muncul dari bilik kecil ini, namun jangan salah terkadang ide-ide tersebut justru yang mengarah kepada niat buruk. Jadi jangan sampai salah artikan hal tersebut, karena sebenarnya hal itu merupakan tindakan setan.

9. Melakukan Hal Asusila
Berlama-lama di kamar mandi berpotensi membuat seseorang melakukan hal asusila. Tindakan ini merupakan salah satu bentuk gangguan setan yang sebaiknya dihindari. Jika masih ngeyel mengikuti, maka sebenarnya anda mengikut dan terjebak dalam bujuk rayu setan, dan betapa bahagianya golongan ini ketika mendapatkan pengikut untuk menemani mereka ke neraka.

Pandangan Islam Tentang Fenomena Selfie

Selfie merupakan istilah kekinian untuk penyebutan pengambilan foto yang diambil sendiri. Fenomena ini telah berkembang seiring popularitas media sosial dan kecanggihan perangkat gadget yang dilengkapi dengan kamera.

Saat ini selfie menjadi hobi baru, bahkan tidak lagi wajar bagi kalangan-kalangan tingkat ekstrim. Sebut saja orang-orang yang meninggal akibat mencari pose terbaik mereka, malangnya nasib bunga Amaryllis, serta yang terbaru robohnya jembatan hutan kota di Aceh dan rusaknya taman bunga di Kebun Raya Baturaden.

Meski tidak tertulis dalam Alquran dan hadist tentang hukum selfie, namun sebagai umat Islam baiknya mencermati terlebih dahulu jika ingin turut serta dalam euforia ini. Lantas seperti apa Agama Islam memandang fenomena yang berkembang beberapa tahun belakangan tersebut? Apakah selfie diperbolehkan dalam kajian Islam?

Karena hebohnya Selfie atau singkatan dari self potrait ini, akhirnya pada tahun 2013 kampus Oxford resmi memasukkan kata ini dalam kamus mereka. Dr Mariann Hardey, seorang pengajar di Durham University dengan spesialisasi digital social media mengatakan, Selfie merupakan salah satu revolusi bagaimana seorang manusia ingin diakui oleh orang lain dengan memajang atau sengaja memamerkan foto tersebut ke jejaring sosial atau media lainnya. Dengan memamerkan foto sendiri, seseorang akan mengganggap dirinya bernilai, terlebih jika ada yang memberi like atau berkomentar bagus pada foto tersebut.

Dari penjelasan di atas jelas, bahwa selfie akan menimbulkan sifat Riya atau ingin dipuji orang lain dan sifat ujub atau mengagumi diri sendiri. Rasulullah SAW dalam hadistnya melarang keras orang yang bertindak dua perilaku tersebut. Bahkan, Rasulullah menyebutnya sebagai dosa besar yang membinasakan pelakunya.

“Tiga dosa pembinasa: sifat pelit yang ditaati, hawa nafsu yang dituruti, dan ujub seseorang terhadap dirinya” (HR. Thabrani dari Anas bin Malik).

“Sesungguhnya Allah mencintai hamba yang bertaqwa, yang berkecukupan, dan yang tidak menonjolkan diri.” (HR. Muslim dari Abu Said al-Khudri).

Bersefie tanpa mempublikasikannya tentu tidak menimbulkan masalah. Namun jika sudah mempostingnya ke sosial media, maka dipastikan ada maksud tersembunyi dari tindakan itu. Anda pasti menginginkan like, atau sekedar komentar “Duh manisnya, wah indah pemandangannya” dan komentar lainnya yang dapat menurunkan sikap rendah hati anda.

Buktinya, selfie bisa menyebabkan penyakit depresi Facebook (Facebook despression),yakni penyakit kejiwaan yang membuat seseorang merasa diabaikan setelah menulis status atau mengunggah foto karena tidak ada “like” dan/atau “komentar” dari siapa pun. Pernahkah anda merasakannya?

Sebagian ada yang setuju, atau langsung bilang “apa-apa Islam selalu melarang dan tidak mengikuti perkembangan teknologi” dll, namun harus dipahami bahwa jika selfie itu baik, fenomena ini tentu tidak akan menimbulkan huru-hara dan dampak sosial lainnya.

Minggu, 27 Desember 2015

Rasulullah SAW Suruh Pria Ceraikan Istri yang Seperti Ini

Perceraian merupakan hal yang pastinya tidak diinginkan oleh setiap pasangan suami istri. Keputusan untuk berpisah ini akan menyisakan kepedihan bagi keluarga terutama anak-anak. Selain itu, hubungan silaturahmi antar dua keluarga bisa terputus karena perpisahan ini.

Dalam sebuah hadist Nabi Muhammad SAW mengatakan bahwa perceraian adalah tindakan diperbolehkan namun sangat dibenci Allah SWT. Rasulullah SAW pun selalu memberikan teladan yang baik agar umatnya menjaga keharmonisan dan keutuhan keluarga mereka. Selain itu, pasangan dianjurkan untuk saling mengerti agar perceraian bisa terelakkan.

Namun ada saat dimana Rasulullah justru menyuruh suami untuk menceraikan istrinya. Hal ini pasti didasari perilaku istri yang sudah tidak sesuai dengan syariat dan melanggar norma. Seperti apa ciri wanita yang diperintahkan untuk diceraikan? Berikut informasinya.

Ciri wanita yang diperintahkan oleh Rasulullah SAW untuk diceraikan adalah wanita yang tidak menolak tangan orang lain yang menyentuhnya. Hal ini sesuai dengan hadist Rasulullah SAW. Diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhu bahwa ada seorang laki-laki yang datang menghadap Rasulullah lalu berkata, “Ya Rasulullah, saya memiliki wanita yang tidak menolak tangan orang yang menyentuh.” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepadanya, “Ceraikan dia” (HR. An Nasa’i)

Tidak menolak tangan orang lain yang menyentuhnya merupakan salah satu bentuk cacat moral yang besar. Hal ini dapat diartikan bahwa wanita tersebut tidak bisa menjaga diri dari pergaulannya dengan lawan jenis. Ia tidak bisa menjaga dirinya hingga bebas bergaul dengan siapa saja dan bahkan hingga bersentuhan kulit.

Itulah penyebab mengapa Rasulullah SAW memerintahkan suami dari wanita tersebut untuk menceraikannya. Terutama ketika si wanita tersebut tidak bisa dinasehati dan tidak ada harapan untuk berubah setelah diingatkan beberapa kali.

Pada zaman sekarang ini, bersentuhan kulit dengan laki-laki yang bukan mahramnya menjadi hal yang dianggap biasa. Terlebih lagi jika kita lihat di kalangan selebriti yang bebas saja menyentuh wanita atau pria yang bukan mahramnya. Padahal hal yang demikian ini sudah termasuk dalam kategori zina tangan.Rasulullah SAW bersabda:

“Zina tangan adalah dengan meraba (menyentuh)” (HR. Muslim)

Jika diketahui, sebenarnya begitu besar dosa saling sentuh dan pegang tangan ini dengan orang yang bukan mahramnya. Rasulullah SAW bersabda:

“Seseorang yang ditusuk kepalanya dengan jarum dari besi itu lebih baik daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya” (HR. Thabrani)

Karena hal itulah, tidak heran apabila Rasulullah memerintahkan suami untuk menceraikan istri yang tidak menolak tangan laki-laki lain yang menyentuhnya.

Demikianlah informasi mengenai ciri wanita yang diperintahkan Rasulullah untuk diceraikan. Bila mengetahui istri berbuat hal demikian, maka nasihati dan bimbinglah istri terlebih dahulu. Namun, apabila hal tersebut dilakukan secara berulang-ulang dan ia tidak juga berubah maka laksanakanlah perintah Rasulullah tersebut yakni dengan menceraikannya.

Ketahui 6 Adab dalam Memasak Agar Makanan Lebih Berkah

Memasak merupakan kegiatan yang mengasyikan. Tidak hanya wanita, kaum pria pun berlomba-lomba menjadi tukang masak hebat. Setiap olahan memiliki ciri khas dan rasa yang berbada.

Kalimat pujian terhadap hasil masakan menjadi kebahagiaan tersendiri bagi mereka yang senang memasak. Hal ini akan memotivasi seseorang untuk membuat hidangan enak dari dapur mereka.

Ternyata dalam Islam memasak juga akan mendatangkan pahala. Terlebih jika sesuai dengan adab-adab yang diajarkan Rasulullah SAW. Tidak hanya masakan yang enak saja, namun juga akan mendatangkan keberkahan terhadap makanan yang dimasak. Berikut 6 adab dalam memasak agar makanan berkah.

1. Berwudhu Sebelum Memasak
Adab pertama yang harus dilakukan saat akan memasak adalah berwudhu terlebih dahulu. Selain sebagai amalan yang bermanfaat, secara medis berwudhu juga akan membuat tubuh kita bersih sebelum memasak. Selain itu kuman-kuman yang ada di tubuh tidak masuk ke adonan yang akan dibuat.

Bukankah Rasulullah SAW juga mengajarkan kita agar selalu dalam keadaan bersih. Maka ketika memasak pun adab yang satu ini akan berdampak baik jika dijalankan.

2. Melaksanakan Salat Sunah Dua Rakaat
Sebagian kalangan pasti akan menilai bahwa ini adalah tindakan yang ribet. Ya, namun apalah arti makanan yang kita makan jika tidak diberkahi oleh Allah SWT. Dengan salat dua rakaat sebelum memasak, In Shaa Allah, Allah akan menambahkan banyak kebaikan terhadap makanan yang akan disajikan. Jika salat dua rakaat menjadi sebuah kebiasaan, rasanya kegiatan tersebut bukan sebuah keribetan.

3. Membaca Doa Saat Masuk Ke Dapur
Adab selanjutnya adalah membaca doa ketika akan masuk ke dapur. Berikut contoh doa yang bisa anda baca saat akan masuk ke dapur dan mulai memasak.

"Robbanaaa Aatinaa mil ladunka rohmatan wahai yik lanaa min amrinaa rosyadaa."

Artinya: Ya Tuhan kami, berilah kami rahmat yang besar dari sisiMu dan persiapkanlah petunjuk untuk kami terhadap urusan kami."

4. Membaca Doa Ketika Akan Memegang Bahan dan Alat Masak
Ternyata setiap memegang alat masak serta bahan-bahan makanan kita dianjurkan untuk berdoa. Misalnya saat saat membuka panci, mencuci beras, mencuci sayuran, ikan atau daging. Doa-doa yang dianjurkan berupa ucapan syukur dan ucapan terimakasih kita kepada Allah karena sudah melimpahkan rezeki berupa makanan.

Biasakan untuk mengucapkan "Bismillahirrohmanirrohim" dalam setiap melakukan pekerjaan, In syaa Allah pekerjaan tersebut akan bernilai Ibadah.

Anjuran ini pun pasti dianggap sangat ribet bukan? Kebanyakan berpikir bukankah sulit jika harus memasak dan berdoa juga. Namun kenyataannya kita masih bisa bergosip saat memasak. Ini artinya, kita bisa berdoa disela-sela memasak tersebut.

5. Mengaduk Makanan Dari Arah Kanan Ke Kiri
Ternyata mengaduk masakan juga ada adabnya. Ya, Islam mengajarkan agar kita mangaduk makanan dai kanan ke kiri disertai dengan membaca doa berikut ini.

" Lai salahaa min duunillahi kaasyifah."

Artinya : Tidak ada yang dapat menyatakan hari itu selain Allah.

6. Membaca Salawat dan istigfar
Saat memasak kita juga dianjurkan untuk membaca salawat dan istigfar sebanyak tiga kali. Hal ini dilakukan agar makanan lebih lezat dan berkah.

Empat Waktu Sedekah yang Paling Utama

Sedekah merupakan amalan yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Selain bernilai pahala, memberikan sedekah juga memiliki beberapa keutamaan bagi mereka yang mengamalkannya. Bahkan meskipun hanya bersedekah sedikit saja, namun sangat berharga di sisi Allah SWT.

Setiap kaum muslimin hendaknya senantiasa bersedekah karena di dalam harta yang diperolehnya tersebut terselip hak dari orang lain yang membutuhkan. Itulah penyebabnya banyak orang yang berlomba-lomba untuk bersedekah setiap waktu.

Meskipun rajin bersedekah setiap waktunya. Namun, tidak semua sedekah itu bernilai afdol atau utama. Lalu kapankah waktu utama untuk bersedekah? Berikut ini penjelasan Rasulullah SAW mengenai aktivitas bersedekah yang paling utama.

“Seseorang bertanya kepada Nabi shollallahu ’alaih wa sallam: “Wahai Rasulullah, sedekah apakah yang paling afdhol?” Beliau menjawab: “Kau bersedekah ketika kau masih dalam keadaan sehat lagi loba, kau sangat ingin menjadi kaya, dan khawatir miskin. Jangan kau tunda hingga ruh sudah sampai di kerongkongan, kau baru berpesan :”Untuk si fulan sekian, dan untuk si fulan sekian.” Padahal harta itu sudah menjadi hak si fulan (ahli waris).” (HR Bukhari)

Dari hadist di atas dapat diambil kesimpulan bahwa sedekah yang paling utama itu ada empat, antara lain: 

1. Dalam Keadaan Sehat Lagi Loba
Waktu sedekah paling utama yaitu ketika orang tersebut dalam keadaan sehat lagi loba yakni sangat berambisi mengejar keuntungan duniawi. Hal ini bisa diartikan ia masih muda dan masa depan hidupnya dihiasi dengan beraneka ambisi dan perencanaan untuk menjadi seseorang yang sukses dalam karir dan bisnisnya.

Biasanya dalam mencapai keinginan tersebut, orang-orang ini akan merasa sangat sulit dan malas mengeluarkan hartanya untuk bersedekah. Hal tersebut dikarenakan semua harta yang miliki ia pusatkan dan curahkan untuk modal mencapai kesuksesan yang diinginkannya tersebut.

Akan ada banyak alasan yang terucap jika disuruh bersedekah dalam waktu ini. Salah satu dalihnya adalah untuk berinvestasi. Itulah penyebab mengapa mereka menunda-nunda niat bersedekah dengan harta yang dimiliki. Maka bersedekah dalam waktu ini menjadi waktu yang paling utama untuk dilakukan agar menghindarkan mereka dari sifat kikir.

2. Dalam Keadaan Sangat ingin Menjadi Kaya
Waktu utama kedua untuk bersedekah adalah ketika dalam keadaan sangat ingin menjadi kaya. Rasulullah SAW seolah ingin menggambarkan bahwa orang yang dalam keadaan tidak ingin menjadi kaya berarti bersedekahnya kurang bernilai dibandingkan orang yang dalam keadaan berambisi menjadi kaya.

Orang yang sedang berambisi menjadi kaya lalu ia bersedekah maka ia merupakan tipe orang yang tidak ingin menikmati kekayaan untuk dirinya sendiri namun juga berbagi dengan orang lain yang membutuhkan. Ia juga akan terhindar dari sifat tamak seperti halnya Qarun.

Qarun merupakan tokoh kaya yang hidup pada zaman dahulu yang merasa bahwa harta yang diperoleh berasal dari keringat dan kerja kerasnya sendiri tanpa pernah mengaitkannya dengan Allah SWT. Firman Allah yang artinya:

“Qarun berkata: "Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku".(QS Al-Qshshash ayat 78)

Maka, ketika seseorang ingin menjadi kaya, dan ia rajin bersedekah maka ia akan lebih merasa ketenangan dalam dirinya karena senantiasa mengingat Allah dan mengamalkan perintah-Nya untuk membantu sesama.

3. Keadaan Sangat Khawatir Menjadi Miskin

Waktu yang ketiga yaitu saat si pemberi sedekah berada dalam kondisi sangat khawatir menjadi miskin. Namun, bagi kaum beriman walaupun perasaan yang demikian menghinggapinya ia tidak pernah ragu untuk bersedekah. Hal ini menjadi wujud bahwa orang tersebut senantiasa bertawakal kepada Allah dalam keadaan apapun.

Ia menyadari bahwa jika Allah menghendaki maka ia bisa saja jadi miskin atau kaya dalam sekejab. Orang yang seperti ini sudah menjadikan sedekah sebagai salah satu karakter penting di dalam keseluruhan sifat dirinya. Persis gambarannya seperti orang bertaqwa di dalam Al-Qur’an:

”... yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit.” (QS Ali Imran ayat 133-134)

4. Tidak dalam Keadaan Menjelang Kematian
Waktu utama terakhir untuk bersedekah adalah tidak dalam keadaan menjelang kematian. Rasulullah SAW sangat mewanti-wanti umatnya jangan sampai baru ingin bersedekah ketika ajal sudah dekat. Karena hal yang demikian ini bukan lagi dikatakan sedekah melainkan harta waris.

Selain itu, melakukan sedekah saat ajal sudah dekat berarti bahwa ia dalam keadaan sudah dipaksa oleh keadaan dirinya yang sudah tidak punya pilihan lain. Itulah sebabnya Rasulullah lebih menghargai orang yang masih muda dan sehat untuk bersedekah dari pada orang yang sudah tua dan menjelang ajal baru berpikir untuk bersedekah.

Demikianlah ulasan mengenai empat waktu yang paling utama untuk bersedekah. Setelah mengetahui hal ini, ada baiknya sebagai kaum muslimin kita melaksanakan amalan tersebut agar Allah senantiasa memberikan perlindungan dan hidayah-Nya kepada kita semua.

Rabu, 23 Desember 2015

Beratnya Tanggung Jawab Suami Setelah Ijab Qabul Terucap

Ijab qabul merupakan lafadz yang diucapkan oleh orangtua atau wali dari pihak perempuan untuk menikahkannya dengan calon mempelai pria. Di dalam ijab qabul ini terdapat janji dari suami dan istri untuk membina rumah tangga yang sesuai dengan syariat Islam.

Banyak kaum pria yang merasa gugup saat hendak mengucapkan ijab kabul ini meskipun sudah pernah berlatih dari jauh-jauh hari. Ada kelegaan tersendiri apabila bila mengucapkan ijab qabul ini dengan lancar. Setelah hal tersebut selesai dilakukan, maka sudah sah lah mereka menjadi pasangan suami dan istri.

Meskipun terlihat mudah untuk diucapkan, namun ternyata sangat berat tanggung jawab yang harus dipikul suami setelah mengucapkannya. Lalu tanggung jawab yang bagaimanakah yang akan dipikul suami setelah terucapnya ijab qabul? Berikut ini informasi selengkapnya.

Ijab qabul menjadi hal yang sangat penting dalam sebuah prosesi pernikahan kaum muslim. Begitu pentingnya hal tersebut, hingga Allah SWT menggunakan istilah `miitsaqan gholiidhan' yang memiliki arti perjanjian yang kuat, kokoh dan teguh.

Ijab qabul memiliki makna yakni sang suami akan menganggung dosa-dosa yang dilakukan oleh perempuan yang menjadi istrinya. Dosa yang bisa saja dilakukan istri antara lain tidak menutup aurat, meninggalkan sholat dan lain sebagainya. Semua yang berhubungan dengan perempuan tersebut tidak lagi ditanggung oleh orangtuanya melainkan oleh suaminya tersebut.

Oleh karena itu Rasulullah SAW berpesan kepada para suami: “Takutlah kepada Allah dalam persoalan wanita. Karena sesungguhnya mereka itu adalah orang-orang yang berada di bawah kekuasaan kamu, dan kamu ambil mereka itu dengan amanah Allah dan kamu dihalalkan menggauli mereka berdasarkan kalimat Allah.”

Dari hadist di atas dijelaskan bahwa pernikahan itu bukan hanya sekedar untuk memenuhi dorongan (kebutuhan) biologis saja, akan tetapi juga melaksanakan amanah Allah yang akan dipertanggungjawabkan kelak di akhir zaman.

Ketika suami berhasil menjalankan tanggung jawab tersebut selepas mengucapkan ijab qabul maka Allah telah berjanii akan memberinya surga yang di dalamnya terdapat banyak bidadari. Bidadari tersebut adalah istrinya yang shalehah.

Jika seorang suami juga berhasil mempertanggung jawabkan semua ikrarnya saat ijab kabul yakni membina rumah tangga beserta anak-anaknya, maka Allah akan mengumpulkan seluruh keluarganya di dalam surga. Allah Ta’ala berfirman yang artinya:

"Hai orang-orang yg beriman, peliharalah dirimu & keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia & batu.” (At-Tahrim: 6).

Akan tetapi jika suami tersebut gagal dalam melaksanakan janjinya tersebut maka siksa yang amat pedih akan menghampirinya. Rasulullah SAW bersabda “Maka aku adalah suami yang fasik, ingkar dan aku rela masuk neraka, aku rela malaikat menyiksaku hingga hancur tubuhku''. (HR. Muslim)

Demikianlah indormasi mengenai beratnya tanggung jawab suami setelah ijab qabul. Betapa beratnya beban yang harus ditanggung suami demi istri dan keluarganya. Oleh sebab itu, sebagai seorang istri hendaknya senantiasa membantu meringankan tanggung jawab tersebut dengan cara patuh kepada suami dan menjalankan perintah Allah SWT dan serta menjauhi larangan-Nya. Selain itu, didiklah buah hati agar mengerti tentang agama. Hal ini bertujuan agar keluarga yang dibina tersebut menjadi keluarga sakinah, mawaddah dan warahmah.